Permintaan susu di Indonesia berkembang pesat, dengan peningkatan 5% per tahun. Namun, produksi domestik hanya mampu berkontribusi kurang dari 20% dari susu yang dikonsumsi di Indonesia dan sektor ini menghadapi banyak kendala untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas susu yang diproduksi secara lokal.
Tantangan-tangan yang dihadapi oleh peternak (pre-farm gate):
Skala ekonomis sangat rendah
Ketersediaan dan kualitas pakan terbatas
Performa reproduksi hewan rendah
Manajemen mastitis dan kualitas susu yang buruk
Keterampilan manajemen bisnis
Rendahnya adopsi teknologi yang tersedia
Tantangan pada sisi post-farm gate berupa produksi produk susu tahan lama, produk yang dilarutkan oleh banyak pengolah susu memungkinkan bahan-bahan impor diganti dengan susu segar. Akibatnya, harga susu murni terkait erat dengan harga pasar komoditas susu internasional. Banyak prosesor lokal multi-nasional dengan rantai pasokan global yang sangat maju. Namun, ada beberapa pengolah lokal kecil yang inovatif yang menggunakan susu segar untuk memproduksi produk susu yang berumur pendek.
Pendekatan rantai pasok susu diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja sektor persusuan Indonesia, meliputi peternak sapi perah, pedagang, koperasi susu, pengolah, pengecer dan konsumen. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan faktor eksternal yang dapat memengaruhi sektor susu (misalnya, skema insentif, program, kebijakan dan pasar global).
Pemerintah Indonesia menginvestasikan sumber daya yang substansial pada sektor persusuan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Prioritas tinggi yang telah ditempatkan oleh Pemerintah Indonesia pada industri susu sejalan dengan prioritas penelitian Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR), termasuk memperkuat manajemen peternakan dan sistem pemasaran di Indonesia serta meningkatkan akses petani kecil (smallholder farmers) dan daya saing dalam transformasi pasar yang cepat.
Pada bulan Juni 2016, ACIAR dan Pemerintah Indonesia menyetujui proyek penelitian berjudul ‘AGB / 2012/099: Meningkatkan Produksi Susu, Daya Saing dan Pendapatan Peternak Sapi Perah di Indonesia’, juga dikenal sebagai IndoDairy.
Proyek IndoDairy ini dipimpin oleh Centre Global Food and Resources (CGFAR), University of Adelaide dan bekerja sama dengan lembaga penelitian di Indonesia dan Australia, yaitu Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak), Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP), Institut Pertanian Bogor (IPB University) dan Subtropical Dairy (Konsultan Dairy Australasia).
Tujuan Proyek
Mengidentifikasi dan merekomendasikan strategi & kebijakan untuk mendukung pengembangan rantai pasok susu yang berkelanjutan, menguntungkan dan inklusif bagi peternak sapi perah di Sumatera Utara dan Jawa Barat.
Mengidentifikasi faktor-faktor penghambat adopsi praktek manajemen dan model bisnis pertanian yang menguntungkan, serta menyusun strategi untuk mengembangkan program penyuluhan di Jawa Barat dan Sumatera Utara.
Mengembangkan, merintis dan mengevaluasi strategi diseminasi terbaik untuk meningkatkan adopsi teknologi inovatif oleh peternak sapi perah di Jawa Barat.
Proyek dimulai: Juni 2016
Proyek selesai: December 2020.
Saat ini, PT Indodairy Continental membuka lowongan kerja di kota Medan dengan posisi berikut ini:
Jika anda berminat untuk memenuhi kualifikasi diatas, segera kirim langsung lamaran lengkap, CV, Fotocopy Ijasah Terakhir / Transkip Nilai, Pasphoto terbaru dan dokumen yang diperlukan hanya melalui email:
juliuskosim7@gmail.com dengan subjek: posisi yang dilamar atau WhatsApp: 0852 6182 8289.
.
0 Saran & Kritik
Posting Komentar
Tujuan anda kesini ?